Nelayan Sulit Melaut Imbas BBM Naik, Ini Upaya PT Perikanan Indonesia Jaga Pasokan Ikan

JAKARTA--PT Perikanan Indonesia mengupayakan tetap menjaga pasokan ikan aman di pasaran meski ada kendala yang dihadapi oleh para nelayan yang memasok kebutuhan bahan baku ikan. Hal ini merupakan imbas dari kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk operasional kapal nelayan.

Dalam situasi seperti ini, PT Perikanan Indonesia tetap merangkul dan tetap menjaga inkklusivitas nelayan dengan menjadi off taker atau standing buyer hasil tangkapan nelayan.

Direktur Utama Perikanan Indonesia Sigit Muhartono menyampaikan, banyak nelayan yang mengalami kesulitan memperoleh BBM. Padahal, BBM menjadi salah salah satu komponen utama dalam biaya operasional para nelayan, di samping biaya gaji Anak Buah Kapal (ABK).

Dengan kondisi seperti itu, para nelayan menjadi kesulitan melaut sementara biaya operasional kapal tetap harus ditanggung oleh mereka.

Hal itu menyebabkan berkurangnya produksi Perindo seiring kombinasi antara bahan baku produksi yang mahal dan pasokan ikan dari nelayan yang berkurang. Alhasil para nelayan menaikkan harga jual ikannya ke PT Perindo selaku standing buyer unyuk mengantisipasi kerugian nelayan.

“Kami membantu nelayan agar tetap bisa melaut dan pasokan ikan tetap terjaga untuk pasar domestik maupun internasional,” ungkap Sigit,

Untuk mengatasi kendala yang dialami nelayan terkait naiknya BBM, PT Perikanan Indonesia berusaha memastikan bahwa area penangkapan ikan yang dituju oleh kapal memang terdapat banyak ikan, sehingga pemakaian BBM dapat lebih terukur dan efisien.

Selain itu, PT Perikanan Indonesia berkomitmen melakukan pengolahan ikan dengan membuat produk tersebut memiliki nilai tambah melalui hilirisasi yang bernilai jual lebih tinggi, sehingga dapat menghasilkan margin keuntungan yang lebih besar.

Hal ini berlaku untuk produk olahan ikan yang bahan bakunya berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri, nelayan, maupun mitra pemilik kapal.

Tak ketinggalan, PT Perindo juga memberikan bantuan berupa pasokan es kepada nelayan ketika mereka hendak berlayar menangkap ikan tanpa harus membayar di muka.

“Hasil tangkapan ikan nelayan tersebut dibeli oleh PT Perindo, dan pasokan es tersebut diperhitungkan sebagai pengurang harga jual dari nelayan,” tambah Sigit.

Seperti diketahui, PT Perikanan Indonesia memperoleh pasokan bahan baku dari 3 sumber. Pertama, hasil tangkapan dari nelayan, di mana PT Perindo bertindak sebagai offtaker atau penyerap ikan tangkapan.

Kedua, PT Perindo juga mendapat bahan baku dari hasil tangkapan dengan kapal milik perusahaan sendiri serta hasil tangkapan dari mitra pemilik kapal.

Sejauh ini, bahan baku ikan diperoleh Perindo dari wilayah kerja perusahaan tersebut yang terdiri dari 12 cabang dan 18 unit usaha. Adapun total mitra nelayan Perindo berada di kisaran 1.400 nelayan.

Jakarta, 7 September 2022 PT Perikanan Indonesia

Gandeng Petambak Lokal, PT Perikanan Indonesia Berhasil Panen Udang Vaname di Pekalongan

JAKARTA—PT Perikanan Indonesia, member of ID FOOD, berhasil melakukan panen udang dengan volume tonnase 20,6 ton pada kurun Januari hingga Agustus 2022 di tambak Pekalongan, Jawa Tengah.

Udang berjenis vaname yang memiliki size 80 ini dipanen di atas lahan tambak seluas 6 hektare. PT Perikanan Indonesia melibatkan petambak lokal di Pekalongan dalam proses tebar benur udang, perawatan hingga proses panen udang.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan Pekalongan merupakan salah satu cabang perusahaan yang potensial dalam bisnis budidaya tambak udang.

Udang vaname yang dipanen selama semester I/2022 sejumlah 16,5 ton. Selanjutnya, panen parsial pada awal Agustus sebanyak 4,1 ton sehingga saat ini total 20,6 ton yang berhasil dipanen. Adapun target hingga akhir tahun sebanyak 30 Ton.

“Pencapaian budidaya udang di Pekalongan pada semester I/2022 sudah melampaui produksi panen udang yakni 159% dibandingkan dengan semester I di tahun sebelumnya. Kami mengapresiasi kerja keras dan kolaborasi antara PT Perikanan Indonesia Cabang Pekalongan yang terus menjaga inklusivitas dengan para petambak,” ujarnya, Kamis (4/8/2022).

Menurut Sigit, Pekalongan sangat potensial untuk mengembangkan bisnis budidaya udang. Saat ini, hasil panen udang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal di Jawa Tengah. Namun tidak menutup kemungkinan hasil panen udang diperluas pangsa pasarnya hingga ke Jakarta, bahkan untuk pasar internasional atau ekspor. Apalagi lokasi Pekalongan yang dekat dengan Ibu Kota secara geografis.

PT Perikanan Indonesia berencana menggenjot produksi budidaya di Pekalongan karena lahan tambak 6 hektare masih dapat dikembangkan areal nya. Selain Pekalongan, lahan tambak yang perlu dimaksimalkan pada masa mendatang yakni berada di Bengkayang, Kalimantan Barat; Karawang, Jawa Barat dan Singaraja, Bali.

Pasalnya, keberadaan tambak budidaya di beberapa kantor cabang atau unit PT Perikanan Indonesia ini berdampak pada kesejahteraan masyarakat lokal. Salah satunya mampu menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar.

Serapan tenaga kerja yang dimaksud yaitu mulai dari tenaga kerja persiapan panen, tenaga kerja pemanen udang, pemikul udang hingga pemilih ukuran udang.

Jakarta, 4 Agustus 2022 PT Perikanan Indonesia

Hadir untuk Nelayan, PT Perikanan Indonesia Salurkan Hewan Kurban Bagi Masyarakat Pesisir

JAKARTA—Dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Adha 1443 H, PT Perikanan Indonesia menyalurkan bantuan sosial hewan kurban melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau TJSL.

Penerima manfaat yakni masyarakat pesisir dan nelayan di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ).

Program TJSL ini disalurkan melalui Masjid Bahrul Ulum Pasar Ikan Modern Muara Baru dan Masjid Al Hidayah di kawasan Pelabuhan Perikanan Muara Baru.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan eksistensi PT Perikanan Indonesia harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar Pelabuhan Perikanan. Perusahaan hadir untuk para nelayan dan keluarganya.

“Masyarakat pesisir di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman di Muara Baru harus mendapatkan manfaat dari hadirnya BUMN Perikanan ini,” katanya saat penyerahan hewan kurban sapi kepada pengurus Masjid Al Hidayah Muara Baru, Senin (11/7/2022).

Sebanyak 680 penerima daging kurban adalah masyarakat pesisir dan kelurga nelayan.
Menurut dia, Hari Raya Idul Adha adalah momentum yang baik untuk berbagi kepada sesama.

Penyaluran hewan kurban merupakan wujud ungkapan rasa syukur, serta bentuk kepedulian dan perhatian perusahaan terhadap lingkungan sosial di kawasan pelabuhan perikanan Muara Baru.

PT Perikanan Indonesia, lanjut dia, juga memantau penyaluran daging kurban agar tepat sasaran.

BUMN Perikanan ini juga meninjau langsung pemotongan sapi agar sesuai dengan prosedur penyembelihan hewan kurban yang sesuai syariat Islam.

Pemotongan hewan kurban disaksikan langsung oleh Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono, Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta Bagus Oktori Sutrisno, Direktur Keuangan dan Dukungan Kerja Manahan Hutapea dan Direktur Operasional Fajar Widisasono.

Perusahaan juga memastikan hewan kurban berupa sapi-sapi ini bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK).

Pasalnya, PT Perikanan Indonesia bersinergi dengan BUMN pangan lain yakni PT Berdikari dalam pengadaaan hewan kurban.

PT Berdikari merupakan BUMN peternakan yang menjamin komoditas sapinya bebas dari PMK. Member of ID FOOD ini rutin melakukan pengawasan dan monitoring kepada asosiasi pedagang dan mita peternak.

Selain itu, PT Berdikari melakukan isolasi atau karantina bagi sapi yang baru dibeli, menerapkan prosedur biosecurity, mengakomodasi tenaga medis kesehatan hewan hingga memisahkan peralatan makan bagi hewan yang sakit.

Jakarta, 11 Juli 2022

PT Perikanan Indonesia

Member of ID FOOD

Jaga Inklusivitas Nelayan, PT Perikanan Indonesia Serap 5.570 Ton Ikan di Paruh Pertama 2022

Jakarta—PT Perikanan Indonesia merealisasikan serapan ikan hasil tangkapan nelayan sebesar 5.570 ton ikan pada paruh pertama tahun ini.

Hal ini sesuai dengan amanah peraturan pemerintah atau PP No.99 Tahun 2021 agar PT Perikanan Indonesia bertindak sebagai off taker hasil tangkapan nelayan untuk meningkatkan dan mendukung ketersediaan, keterjangkauan, inklusivitas dan mutu perikanan.

Peran PT Perikanan Indonesia sebagai off taker semakin ditingkatkan usai keluarnya PP No.99 tahun 2021 tentang Penggabungan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Nusantara ke dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Indonesia.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan sejak mergernya dua BUMN perikanan pada Desember 2021 lalu, tentu ini memperkokoh peran PT Perikanan Indonesia dalam melibatkan nelayan sebagai garda terdepan ketahanan pangan di sektor perikanan.

Sigit menjelaskan, PT Perikanan Indonesia hadir sebagai penyerap hasil tangkapan nelayan di seluruh Indonesia dengan harga yang wajar dan sesuai. Hingga semester I/2022, PT Perikanan Indonesia telah membeli ikan dari nelayan sebanyak 5.570 ton.

“Ini adalah amanah pemerintah usai penggabungan BUMN Perikanan. PT Perikanan Indonesia harus dapat meningkatkan hasil off take nelayan, nilai tukar nelayan dan memberikan kemudahan nelayan dalam berproduksi. Ini yang kami terus upayakan,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (22/7/2022).

Ikan hasil tangkapan nelayan yang diserap oleh PT Perikanan Indonesia mayoritas antara lain, Ikan Cakalang, Ikan Tuna, Ikan Kembung, Ikan Tongkol, Ikan Deho, Ikan Layang dan Gurita.

Ikan tersebut diperoleh dari nelayan di sejumlah cabang PT Perikanan Indonesia yaitu di Pekalongan, Belawan, Brondong, Pemangkat, Ambon, Bacan, Benoa, Bitung, Gorontalo, Makasar, Padang, Sorong, Surabaya dan Tegal.

“Total mitra nelayan PT Perikanan Indonesia di seluruh Indonesia berjumlah 1.400 nelayan,” tambah Sigit.

Sigit mengungkapkan produk ikan yang diserap PT Perikanan Indonesia dari nelayan ini merupakan bahan baku yang akan dilakukan pengolahan sebelum dijual. Dalam proses pengolahan, PT Perikanan Indonesia akan fokus ke arah hilirisasi produk untuk memaksimalkan nilai tambah.

Untuk mendukung ekosistem perikanan yang berkelanjutan, PT Perikanan Indonesia didukung degan infrastruktur penunjang di seluruh cabang di Indonesia. Infrasktruktur yang dimaksud yakni Unit Pengolahan Ikan, Cold Storage, Air Blast Freezer, pabrik es, docking kapal hingga pelabuhan perikanan berkelas samudera dan nusantara.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN 1 Pahala Nugraha Mansury mengatakan sektor perikanan adalah salah satu komoditas yang harus diprioritaskan untuk mencapai ketahanan pangan.

Menurut Pahala, merger BUMN Perikanan merupakan salah satu usaha perbaikan di sektor pangan dengan meningkatkan kontribusi PT Perikanan Indonesia terhadap inklusivitas atau keterlibatan nelayan.

Jakarta, 22 Juli 2022

PT Perikanan Indonesia

PT Perikanan Indonesia Kebut Ekspor Ikan ke Amerika, Singapura dan Jepang

JAKARTA—PT Perikanan Indonesia, member of ID FOOD, mengebut kinerja ekspor perikanan ke tiga Negara destinasi yakni Amerika Serikat, Jepang dan Singapura.

Komoditas yang diekspor berupa ikan tuna ke Amerika Serikat dan Singapura serta gurita ke Negeri Sakura Jepang. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, PT Perikanan Indonesia memastikan Ikan hasil tangkapan nelayan dari laut Indonesia memiliki kualitas yang baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat mancanegara.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan tahun ini perusahaan fokus pada lini bisnis produksi dan perdagangan ikan, salah satunya dengan melakukan ekspor.

“Kami berkomitmen memenuhi permintaan dari pembeli di luar negeri untuk mengerek pendapatan perusahaan sekaligus meningkatkan inklusivitas nelayan ,” katanya dalam siaran resmi, Senin (20/6/2022).

Sigit menjelaskan volume perdagangan luar negeri atau ekspor PT Perikanan Indonesia berkontribusi sekitar 10% dari total produksi dibanding dengan perdagangan ikan domestik di dalam negeri. Oleh karena itu, roadmap perusahaan ke depan tentu akan menambah pasar luar negeri.

Jangkauan ekspor PT Perikanan Indonesia saat ini sudah tersebar ke sembilan negara, antara lain Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Filiphina, China, Taiwan, Mesir, Singapura dan Korea Selatan.

Sigit menuturkan produk yang diekspor ke Amerika Serikat berupa ikan tuna yang sudah diproses menjadi tuna saku, tuna steak dan tuna center cut. Ikan tuna ini telah diproses dari raw material menjadi ikan tuna yang memiliki nilai tambah (added value). Dengan begitu, nilai jualnya akan lebih tinggi.

“Ekspor tuna ke Amerika Serikat ini adalah ekspor perdana dari salah satu cabang kami di Benoa, Bali,” tutur Sigit.

Ikan tuna dari Benoa, Bali telah lolos quality control dan lolos Food and Drug Administration (FDA). PT Perindo akan rutin mengekspor minimal 20 Ton hingga 25 Ton produk jadi ikan tuna, dengan kapitalisasi Rp3-4 Miliar.

Selain diekspor ke Amerika Serikat, ikan tuna tangkapan nelayan Indonesia juga dikirim ke Singapura, Ekspor ini dilakukan oleh PT Perikanan Indonesia Cabang Bitung untuk memenuhi permintaan dari perusahaan di Singapura, Kida Food Ltd.

Produk yang di ekspor adalah Ikan Tuna loin segar Fresh dengan kuantitas sekitar 500-600 kg. Ekspor ini dilakukan secara kontinyu menyesuaikan dengan ketersediaan bahan baku atau raw material di Cabang Bitung

Sementara itu, hasil laut yang dikirim ke Jepang pada bulan Juni ini adalah gurita berjenis octopus cynea grey. Ekspor gurita ke Negeri Sakura sebanyak 1 kontainer yang berkapasitas 15 ton. Pengiriman gurita ini telah berlangsung sejak Januari hingga Juni 2022..

PT Perikanan Indonesia memastikan gurita asli perairan di Indonesia menjadi salah satu primadona komoditas ekspor. Kualitas gurita di Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni karena PT Perikanan Indonesia bermitra dengan nelayan yang menerapkan sistem One Day Fishing.

Nelayan mitra PT Perikanan Indonesia di perairan Simeulue, Aceh menerapkan One Day Fishing. Artinya, nelayan yang berangkat pagi akan membawa hasil tangkapan gurita pada sore hari untuk selanjutnya diproses sebagai komoditas ekspor oleh PT Perindo.

Tak ayal, kualitas gurita ini masih segar dan kenyal meski sudah melalui perjalanan laut dari negara asal ke negara tujuan.

Badan Pusat Statistik mencatat ekspor perikanan di Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai USD 1,53 miliar atau naik 21,63% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pada periode tersebut, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama dengan nilai sebesar USD727,27 juta. Kemudian disusul Tiongkok sebesar USD214,39 juta, Jepang sebesar USD151,62 juta, ASEAN sebesar USD151,26 juta, dan Uni Eropa sebesar USD78,17 juta.

Dari sisi komoditas, Udang menjadi favorit dengan nilai sebesar USD621,92 juta atau 40,64% terhadap nilai ekspor total, disusul Tuna-Cakalang-Tongkol USD189,53 juta (12,39%), Rajungan- Kepiting USD172,56 juta (11,28%), Cumi-Sotong-Gurita USD154,53 juta (10,10%), Rumput Laut USD114,26 juta (7,47%), dan Tilapia USD14,86 juta (0,97%).

Jakarta, 20 Juni 2022 PT Perikanan Indonesia

Kelola Pelabuhan Perikanan, PT Perindo Kerja Sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup

JAKARTA—PT Perikanan Indonesia bekerja sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam mengupayakan penataan kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru di Jakarta Utara.

Kementerian LHK ini akan melakukan pengawasan dan perlindungan dalam pengelolaan limbah pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia ini.

Seperti diketahui, PT Perikanan Indonesia adalah BUMN Perikanan yang memiliki tiga lini bisnis utama. Tiga lini bisnis tersebut yaitu pengelolaan perlabuhan perikanan, produksi dan perdagangan ikan serta pabrik pakan.

Sekretaris Perusahaan PT Perikanan Indonesia Boyke Andreas mengatakan perusahaan berupaya menata ulang fasilitas pengelolaan limbah dan upaya memininalisir efek pasca banjir rob.

Pasalnya, kawasan pelabuhan seluas 76 hektare ini menaungi 138 perusahaan yang beroperasi. Perusahaan-perusahaan ini memiliki drainase dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

“Dengan pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PT Perindo akan bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memperbaiki fasilitas IPAL dan drainase para perusahaan ini. Kami ingin berbisnis secara harmonis dengan penyewa lahan,” katanya, Minggu (5/6/2022).

PT Perikanan Indonesia, lanjut Boyke, akan menjalankan instruksi dari Ketua Komisi IV DPR RI untuk penataan kawasan pelabuhan perikanan yang lebih baik.

Jakarta, 5 Juni 2022
PT Perikanan Indonesia

logo-pt-perindo-id-food.png

Kontak Kami

  • Jl. Muara Baru Ujung, Penjaringan, Jakarta Utara - 14440
  • Tlp: (021) 6679604
  • Fax: (021) 6690523
  • info@perikananindonesia.co.id

Media Sosial