Jaga Inklusivitas Nelayan, PT Perikanan Indonesia Serap 5.570 Ton Ikan di Paruh Pertama 2022

Jakarta—PT Perikanan Indonesia merealisasikan serapan ikan hasil tangkapan nelayan sebesar 5.570 ton ikan pada paruh pertama tahun ini.

Hal ini sesuai dengan amanah peraturan pemerintah atau PP No.99 Tahun 2021 agar PT Perikanan Indonesia bertindak sebagai off taker hasil tangkapan nelayan untuk meningkatkan dan mendukung ketersediaan, keterjangkauan, inklusivitas dan mutu perikanan.

Peran PT Perikanan Indonesia sebagai off taker semakin ditingkatkan usai keluarnya PP No.99 tahun 2021 tentang Penggabungan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Nusantara ke dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perikanan Indonesia.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan sejak mergernya dua BUMN perikanan pada Desember 2021 lalu, tentu ini memperkokoh peran PT Perikanan Indonesia dalam melibatkan nelayan sebagai garda terdepan ketahanan pangan di sektor perikanan.

Sigit menjelaskan, PT Perikanan Indonesia hadir sebagai penyerap hasil tangkapan nelayan di seluruh Indonesia dengan harga yang wajar dan sesuai. Hingga semester I/2022, PT Perikanan Indonesia telah membeli ikan dari nelayan sebanyak 5.570 ton.

“Ini adalah amanah pemerintah usai penggabungan BUMN Perikanan. PT Perikanan Indonesia harus dapat meningkatkan hasil off take nelayan, nilai tukar nelayan dan memberikan kemudahan nelayan dalam berproduksi. Ini yang kami terus upayakan,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (22/7/2022).

Ikan hasil tangkapan nelayan yang diserap oleh PT Perikanan Indonesia mayoritas antara lain, Ikan Cakalang, Ikan Tuna, Ikan Kembung, Ikan Tongkol, Ikan Deho, Ikan Layang dan Gurita.

Ikan tersebut diperoleh dari nelayan di sejumlah cabang PT Perikanan Indonesia yaitu di Pekalongan, Belawan, Brondong, Pemangkat, Ambon, Bacan, Benoa, Bitung, Gorontalo, Makasar, Padang, Sorong, Surabaya dan Tegal.

“Total mitra nelayan PT Perikanan Indonesia di seluruh Indonesia berjumlah 1.400 nelayan,” tambah Sigit.

Sigit mengungkapkan produk ikan yang diserap PT Perikanan Indonesia dari nelayan ini merupakan bahan baku yang akan dilakukan pengolahan sebelum dijual. Dalam proses pengolahan, PT Perikanan Indonesia akan fokus ke arah hilirisasi produk untuk memaksimalkan nilai tambah.

Untuk mendukung ekosistem perikanan yang berkelanjutan, PT Perikanan Indonesia didukung degan infrastruktur penunjang di seluruh cabang di Indonesia. Infrasktruktur yang dimaksud yakni Unit Pengolahan Ikan, Cold Storage, Air Blast Freezer, pabrik es, docking kapal hingga pelabuhan perikanan berkelas samudera dan nusantara.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN 1 Pahala Nugraha Mansury mengatakan sektor perikanan adalah salah satu komoditas yang harus diprioritaskan untuk mencapai ketahanan pangan.

Menurut Pahala, merger BUMN Perikanan merupakan salah satu usaha perbaikan di sektor pangan dengan meningkatkan kontribusi PT Perikanan Indonesia terhadap inklusivitas atau keterlibatan nelayan.

Jakarta, 22 Juli 2022

PT Perikanan Indonesia

PT Perikanan Indonesia Kebut Ekspor Ikan ke Amerika, Singapura dan Jepang

JAKARTA—PT Perikanan Indonesia, member of ID FOOD, mengebut kinerja ekspor perikanan ke tiga Negara destinasi yakni Amerika Serikat, Jepang dan Singapura.

Komoditas yang diekspor berupa ikan tuna ke Amerika Serikat dan Singapura serta gurita ke Negeri Sakura Jepang. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, PT Perikanan Indonesia memastikan Ikan hasil tangkapan nelayan dari laut Indonesia memiliki kualitas yang baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat mancanegara.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan tahun ini perusahaan fokus pada lini bisnis produksi dan perdagangan ikan, salah satunya dengan melakukan ekspor.

“Kami berkomitmen memenuhi permintaan dari pembeli di luar negeri untuk mengerek pendapatan perusahaan sekaligus meningkatkan inklusivitas nelayan ,” katanya dalam siaran resmi, Senin (20/6/2022).

Sigit menjelaskan volume perdagangan luar negeri atau ekspor PT Perikanan Indonesia berkontribusi sekitar 10% dari total produksi dibanding dengan perdagangan ikan domestik di dalam negeri. Oleh karena itu, roadmap perusahaan ke depan tentu akan menambah pasar luar negeri.

Jangkauan ekspor PT Perikanan Indonesia saat ini sudah tersebar ke sembilan negara, antara lain Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Filiphina, China, Taiwan, Mesir, Singapura dan Korea Selatan.

Sigit menuturkan produk yang diekspor ke Amerika Serikat berupa ikan tuna yang sudah diproses menjadi tuna saku, tuna steak dan tuna center cut. Ikan tuna ini telah diproses dari raw material menjadi ikan tuna yang memiliki nilai tambah (added value). Dengan begitu, nilai jualnya akan lebih tinggi.

“Ekspor tuna ke Amerika Serikat ini adalah ekspor perdana dari salah satu cabang kami di Benoa, Bali,” tutur Sigit.

Ikan tuna dari Benoa, Bali telah lolos quality control dan lolos Food and Drug Administration (FDA). PT Perindo akan rutin mengekspor minimal 20 Ton hingga 25 Ton produk jadi ikan tuna, dengan kapitalisasi Rp3-4 Miliar.

Selain diekspor ke Amerika Serikat, ikan tuna tangkapan nelayan Indonesia juga dikirim ke Singapura, Ekspor ini dilakukan oleh PT Perikanan Indonesia Cabang Bitung untuk memenuhi permintaan dari perusahaan di Singapura, Kida Food Ltd.

Produk yang di ekspor adalah Ikan Tuna loin segar Fresh dengan kuantitas sekitar 500-600 kg. Ekspor ini dilakukan secara kontinyu menyesuaikan dengan ketersediaan bahan baku atau raw material di Cabang Bitung

Sementara itu, hasil laut yang dikirim ke Jepang pada bulan Juni ini adalah gurita berjenis octopus cynea grey. Ekspor gurita ke Negeri Sakura sebanyak 1 kontainer yang berkapasitas 15 ton. Pengiriman gurita ini telah berlangsung sejak Januari hingga Juni 2022..

PT Perikanan Indonesia memastikan gurita asli perairan di Indonesia menjadi salah satu primadona komoditas ekspor. Kualitas gurita di Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni karena PT Perikanan Indonesia bermitra dengan nelayan yang menerapkan sistem One Day Fishing.

Nelayan mitra PT Perikanan Indonesia di perairan Simeulue, Aceh menerapkan One Day Fishing. Artinya, nelayan yang berangkat pagi akan membawa hasil tangkapan gurita pada sore hari untuk selanjutnya diproses sebagai komoditas ekspor oleh PT Perindo.

Tak ayal, kualitas gurita ini masih segar dan kenyal meski sudah melalui perjalanan laut dari negara asal ke negara tujuan.

Badan Pusat Statistik mencatat ekspor perikanan di Indonesia pada kuartal I/2022 mencapai USD 1,53 miliar atau naik 21,63% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Pada periode tersebut, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama dengan nilai sebesar USD727,27 juta. Kemudian disusul Tiongkok sebesar USD214,39 juta, Jepang sebesar USD151,62 juta, ASEAN sebesar USD151,26 juta, dan Uni Eropa sebesar USD78,17 juta.

Dari sisi komoditas, Udang menjadi favorit dengan nilai sebesar USD621,92 juta atau 40,64% terhadap nilai ekspor total, disusul Tuna-Cakalang-Tongkol USD189,53 juta (12,39%), Rajungan- Kepiting USD172,56 juta (11,28%), Cumi-Sotong-Gurita USD154,53 juta (10,10%), Rumput Laut USD114,26 juta (7,47%), dan Tilapia USD14,86 juta (0,97%).

Jakarta, 20 Juni 2022 PT Perikanan Indonesia

Kelola Pelabuhan Perikanan, PT Perindo Kerja Sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup

JAKARTA—PT Perikanan Indonesia bekerja sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam mengupayakan penataan kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Muara Baru di Jakarta Utara.

Kementerian LHK ini akan melakukan pengawasan dan perlindungan dalam pengelolaan limbah pelabuhan perikanan terbesar di Indonesia ini.

Seperti diketahui, PT Perikanan Indonesia adalah BUMN Perikanan yang memiliki tiga lini bisnis utama. Tiga lini bisnis tersebut yaitu pengelolaan perlabuhan perikanan, produksi dan perdagangan ikan serta pabrik pakan.

Sekretaris Perusahaan PT Perikanan Indonesia Boyke Andreas mengatakan perusahaan berupaya menata ulang fasilitas pengelolaan limbah dan upaya memininalisir efek pasca banjir rob.

Pasalnya, kawasan pelabuhan seluas 76 hektare ini menaungi 138 perusahaan yang beroperasi. Perusahaan-perusahaan ini memiliki drainase dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

“Dengan pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PT Perindo akan bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memperbaiki fasilitas IPAL dan drainase para perusahaan ini. Kami ingin berbisnis secara harmonis dengan penyewa lahan,” katanya, Minggu (5/6/2022).

PT Perikanan Indonesia, lanjut Boyke, akan menjalankan instruksi dari Ketua Komisi IV DPR RI untuk penataan kawasan pelabuhan perikanan yang lebih baik.

Jakarta, 5 Juni 2022
PT Perikanan Indonesia

Genjot Produksi Pakan Ikan, PT Perikanan Indonesia Gandeng Cargill Indonesia

JAKARTA—PT Perikanan Indonesia memastikan menggenjot produksi pakan ikan dan pakan udang yang berlokasi di pabrik pakan Subang, Jawa Barat. BUMN Perikanan ini menggandeng perusahaan kaliber internasional yang sudah berpengalaman di bidang pakan udang dan ikan yakni PT Cargill Indonesia.

Apalagi, pabrik pakan ikan dan udang ini merupakan salah satu lini bisnis utama perusahaan yang diprioritaskan selain pengolahan dan pedagangan ikan serta jasa kepelabuhanan.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan PT Perikanan Indonesia mulai memfokuskan bisnis pabrik pakan untuk transformasi bisnis perikanan yang berkelanjutan dari hulu hingga hilir.

Oleh karena itu, PT Perikanan Indonesia menggaet PT Cargill Indonesia untuk memajukan budidaya perikanan melalui pabrik pakan ikan dan pakan udang. Apalagi, PT Perikanan Indonesia merupakan perusahaan BUMN pertama yang bekerja sama dengan Cargill.

“Melalui kerja sama dengan Cargill, kami akan membangun eksosistem budidaya yang lebih efisien,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (28/4/2022).

Kerja sama antara PT Perikanan Indonesia dengan PT Cargill Indonesia ditandai dengan penandatanganan kerja sama yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono dengan Presiden Direktur PT Cargil Indonesia Christene Juanda, yag turut disaksikan oleh Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) Frans Marganda Tambunan.

PT Perikanan Indonesia akan menyesuaikan mutu atau standar produksi pakan ikan dan pakan udang. PT Perikanan Indonesia setuju untuk memproduksi, memroses, mengemas, melabeli, menangani, menyimpan dan mengirimkan produk untuk PT Cargill Indonesia.

“Nantinya produk-produk pakan ini akan didistribusikan kepada petambak di Indonesia, sehingga inklusivitas petambak akan terjaga,” tambah Sigit.

Adapun PT Perindo memiliki kompetensi teknis, fasilitas dan infrastruktur di pabrik pakan yang sesuai dengan standar Cargill Indonesia. Pabrik ini dibangun di dalam kompleks PT Sang Hyang Seri dan berluaskan 4 hektare.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Cargill Indonesia Christene Juanda mengatakan pendandatangan kerja sama antara Cargill dengan PT Perikanan Indonesia merupakan awal yang baik bagi bisnis kedua belah pihak. Hal ini juga diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan para petambak apabila mereka mendapatkan pakan ikan yang berkualitas untuk ikan atau udang budidaya.

“Kami optimistis dengan kerja sama dengan PT Perikanan Indonesia ini. Banyak yang akan kami lakukan ke depannya,” tutur dia.

Kami percaya PT Perikanan Indonesia mampu bersama-sama dengan Cargill untuk menciptkan produk pakan yang berkualitas dan bernutrisi. Pasalnya, Cargill akan mendampingi PT Perikanan Indonesia untuk menghasilkan produk dengan standar dan spesifikasi yang berkualitas.

Direktur Operasional PT Perikanan Indonesia Fajar Widisasono menambahkan selain kerja sama dengan PT Cargill Indonesia, Pabrik Pakan PT Perikanan Indonesia tetap akan memproduksi pakan

ikan dan pakan udang merk sendiri dengan nama “Muara” Pakan untuk memenuhi pemesanan dari koperasi-koperasi budidaya udang dan ikan di Lampung, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Selain untuk mengejar revenue pabrik pakan, target produksi dan penjualan ini juga dimaksudkan utk mendukung program pemerintah dalam hal ini Kementrian Kelautan dan Perikanan yaitu Kampung Perikanan Budidaya yang rencananya tahun ini diselenggarakan di 300 desa.

Jakarta, 28 April 2022

PT Perikanan Indonesia

Suplai Ikan Aman Jelang Ramadhan, PT Perikanan Indonesia Tingkatkan Penangkapan Ikan

JAKARTA—PT Perikanan Indonesia memastikan suplai ikan konsumsi harian rumah tangga aman menjelang bulan Ramadhan. Produk hasil laut merupakan substitusi atau pengganti dari komoditas daging dan unggas yang turut diburu menjelang bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.

Sebagai pengelola Pasar Ikan Modern Muara Baru Jakarta, PT Perikanan Indonesia memastikan suplai ikan mampu mencukupi demand atau permintaan yang melonjak mendekati hari puasa. Sebanyak 757 lapak ikan dan 382 pedagang ikan di Pasar Ikan Modern siap untuk menyuplai kebutuhan masyarakat.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir hingga menimbun produk perikanan sebelum Ramadhan. Hal ini dikhawatirkan menyebabkan kelangkaan pada ikan jenis tertentu.

“Masyarakat tidak perlu panik terkait suplai dan harga ikan jelang Ramadhan. Pasar Ikan Modern Muara Baru Jakarta memliki 757 lapak basah atau lapak yang menjual ikan segar setiap harinya,” katanya, Kamis (17/3/2022).

Sigit mengungkapkan PT Perikanan Indonesia terus berupaya meningkatkan penangkapan ikan melalui tiga cara yakni menyerap hasil tangkapan para nelayan (off take), menangkap ikan dengan kapal milik sendiri dan menangkap ikan bekerja sama dengan pemilik kapal besar.

Total produksi tangkapan ikan PT Perikanan Indonesia pada kuartal I/2022 (data hingga 10 Maret 2022) sebanyak 1.609,6 Ton. Adapun rinciannya produksi pada Januari sebesar 660,5 Ton, Februari 750,2 ton dan awal Maret sebanyak 208,7 Ton.

Tangkapan ikan berasal dari beberapa kantor cabang PT Perikanan Indonesia yang merupakan lumbung ikan perusahaan. Tangkapan ikan berasal dari beberapa daerah di antaranya di Jakarta, Belawan, Padang, Pekalongan, Tegal, Brondong, Surabaya, Pemangkat, Benoa, Makassar, Ambon, Bitung, Bacan, Sorong dan Gorontalo.

Pantauan Harga Ikan

Berdasarkan pantauan di lapangan, beberapa komoditas ikan mengalami kenaikan harga yang moderat sekitar Rp1.000—Rp2.000 per kilogram. Kenaikan harga ini diakui para pedagang ikan tidak berpengaruh terhadap permintaan.

Jenis ikan yang merangsek naik merupakan golongan ikan konsumsi harian rumah tangga seperti ikan kembung, ikan layang, ikan cakalang dan ikan tongkol. Pada awal tahun, harga ikan cakalang tercatat Rp16.000 per kilogram. Namun mendekati Ramadan, harga ikan cakalang merambat naik menjadi Rp17.000 per kilogram.

Pun dengan ikan kembung, dari harga awal Rp30.000 per kilogram menjadi Rp31.000 dan diprediksi menyentuh Rp32.000 per kilogram dalam waktu dekat.

Tidak hanya ikan harian konsumsi rumah tangga, jenis ikan chepalopod seperti gurita, cumi dan sotong juga merambat naik 5%. Pasalnya, jenis chepalopod ini akan terus diburu untuk sajian berbuka puasa lantaran masyarakat cenderung menginginkan menu yang variatif seperti ikan jenis chepalopod dan udang untuk membatalkan puasa.

PT Perikanan Indonesia akan terus memantau pergerakan harga ikan di Pasar Ikan Modern Baru agar stabil. PT Perindo juga turut bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menugaskan kepada BUMN Holding Pangan untuk melakukan operasi stabilisasi pasokan komoditas pangan untuk persiapan hari besar Ramadhan dan Idul Fitri, khususnya di Jabodetabek.

“Persiapan Ramadhan dan Idul Fitri 2022 kami akan berkordinasi dengan BUMN Holding Pangan ID FOOD, Bulog, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Asosiasi Importir serta Rumah Potong Hewan (RPH),” jelas Arief.

Sinergi perlu dilakukan sebagai langkah konsolidasi untuk mempersiapkan ketersediaan pangan menjelang Ramadhan dengan harapan dapat mencapai harga pangan yang stabil, ketersediaan pangan, distribusi pangan dan meyakinkan masyarakat bahwa stok aman jelang Ramadhan.

Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Bidang BUMN Wisnu Aji Nugroho berujar quick win sektor Perikanan diharapkan dapat berkolaborasi dengan Kementerian BUMN dan Badan Pangan Nasional maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Tujuannya, untuk memaksimalkan ekosistem pangan yang terintegrasi dari hulu dan hilir guna meningkatkan kesejahteraan nelayan dan menggerakkan ekonomi nasional.

“Untuk mengoptimalkan sektor Perikanan di BUMN Holding Pangan, PT Perikanan Indonesia dapat memanfaatkan peluang sinergi dalam ketersediaan pangan ikan maupun potensi komersial lainnya dengan Badan Pangan Nasional,” pungkas Wisnu.

Jakarta, 17 Maret 2022 PT Perikanan Indonesia

Pasca Jadi Anggota ID FOOD, PT Perikanan Indonesia Bangun Ekosistem Perikanan Berkelanjutan

JAKARTA—PT Perikanan Indonesia membangun eksosistem pangan berkelanjutan yang fokus pada kualitas operasional bisnis perikanan pada tahun 2022, usai menjadi anggota dari BUMN Holding Pangan atau ID FOOD.

Anak perusahaan ID FOOD yang bergerak di sektor perikanan ini akan memastikan tiga tujuan dari ekosistem perikanan yang berkelanjutan yakni ketersediaan perikanan, keterjangkauan produk perikanan kepada masyarakat dan inklusivitas nelayan.

Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono mengatakan ekosistem perikanan yang berkualitas dimulai dari pengumpulan raw material atau bahan baku ikan yang berkualitas. Adapun untuk mendapatkan bahan baku ini, PT Perindo akan menggenjot penyerapan ikan nelayan sebagai off taker, kerja sama dengan pemilik kapal besar, mengambil dari pasar bebas dan menangkap ikan dengan kapal milik sendiri.

Selanjutnya, bahan baku ikan ini akan dilakukan processing atau pengolahan sebelum dilakukan penjualan. Dalam proses pengolahan, PT Perindo akan fokus ke arah hilirisasi produk untuk memaksimalkan added value atau nilai tambah.

Untuk mendukung ekosistem yang berkelanjutan, PT Perindo juga didukung dengan infrastruktur existing di 15 Cabang di seluruh Indonesia. Infrastruktur yang dimaksud yakni Unit Pengolahan Ikan (UPI), Cold Storage, Air Blast Freezer, pabrik es, docking kapal hingga pelabuhan perikanan berkelas samudera dan nusantara.

“Dengan membangun ekosistem perikanan dari hulu dan hilir ini, kami ingin berkontribusi dalam program pemerintah Lumbung Ikan Nasional sekaligus berkontribusi menyumbang devisa berupa ekspor hasil laut Indonesia,” katanya, Rabu (9/2/2022).

Sigit menjelaskan industri perikanan di Indonesia sudah mencapai self-sufficiency level di atas 100%. Artinya, kebutuhan domestik sudah bisa dipenuhi untuk produksi domestik.

Kini PT Perindo akan fokus pada pasar ekspor yang masih harus digarap. Pasalnya, kontribusi pasar ekspor PT Perindo masih sekitar 10% dari total produksi tahun 2021, sedangkan 90% sisanya didominasi oleh pasar domestik.

Potensi pasar perikanan sangat besar. Seperti diketahui, Indonesia adalah 6 besar negara dengan Zona Ekonomi Eksklusif terbesar di dunia dan memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Kapitaliasi produk perikanan di dunia mencapai USD 178 Miliar. Akan tetapi volume market Indonesia hanya menyumbang USD 4 Miliar atau tidak lebih dari 3%.

Jangkauan ekspor PT Perindo sudah tersebar ke 9 negara, antara lain Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Filiphina, China, Singapura, Mesir, Taiwan dan Korea Selatan.

Oleh karena itu, didukung dengan potensi yang besar, PT Perindo akan memperbaiki ekosistem sourcing ikan dengan menjadikan nelayan sebagai prioritas. Mitra nelayan Perindo saat ini tercatat 1.400 nelayan.

“Dengan menambah potensi penangkapan ikan baik dari serapan nelayan, tangkapan dengan kapal sendiri dan kerja sama dengan mitra pemilik kapal, maka target tangkapan ikan tahun ini mencapai 22.041 ton,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menekankan, BUMN sektor pangan, harus memiliki kemandirian ekosistem pangan. Menurut dia, BUMN harus memiliki roadmap mengenai ekosistem pangan.

Melalui ID FOOD, dia mendorong peningkatan supply chain pangan dan menjaga stabilitas rantai pasok pangan dengan baik. Menteri Erick juga mengajak bergotong royong membangun Ekosistem Indonesia yang terdiri dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan semua kalangan baik lembaga kementerian, swasta, UMKM, Petani, Nelayan termasuk BUMN sektor lainnya.

Direktur Utama ID FOOD Arief Prasetyo Adi menambahkan potensi Perikanan cukup besar, oleh karenanya ekosistem pangan sektor perikanan kedepan akan meningkatkan kerja sama distribusi channel market retail baik Pasar - Pasar tradisional maupun modern market.

“Perluasan kerja sama market retail sektor perikanan diharapkan masyarakat dapat menjangkau komoditas ikan dengan mudah hingga ke pelosok daerah, kerja sama koperasi, BUMDes, Pasar tradisional hingga modern market,” jelas Arief.

 

Jakarta, 9 Februari 2022

PT Perikanan Indonesia

Member of ID FOOD

logo-pt-perindo-id-food.png

Kontak Kami

  • Jl. Muara Baru Ujung, Penjaringan, Jakarta Utara - 14440
  • Tlp: (021) 6679604
  • Fax: (021) 6690523
  • info@perikananindonesia.co.id

Media Sosial